YayBlogger.com
BLOGGER TEMPLATES

Selasa, 14 Oktober 2014

Untuk Mu PEMUDA


SURAT UNTUK PEMUDA TANJUNG ENIM



Bagaimana keadaan dan semangat teman-teman saat ini, semoga tetap berani untuk selalu mengatakan kebenaran dan tidak pernah mau untuk menutupi kemunkaran.
Sebelumnya saya ingin membuka surat ini dengan sebuah pernyataan bahwa terlepas dari apa yang akan saya sampaikan, di sini tujuan utama saya adalah berusaha untuk berpikir kritis dan juga obyektif. Tidak ada tujuan untuk menggurui atau menyalahkan siapa pun.


Untuk mu pemuda Tanjung Enim, Untuk mu para pencinta perubahan. Mungkin saat ini adalah saat dimana kita duduk bersama, terjaga pada tanah yang sama, dan mendongak menatap langit yang sama. Bolehlah Isi kepala kita merenungkan hal berbeda, namun hati kita penuh dengan kegelisahan yang sama, gelisah akan keadaan, gelisah pada kebenaran yang tak kunjung bertahta pada pucuk kekuasaan.
Kawanku, pemudi pemuda Tanjung Enim yang sedang gelisah. Kita dilahirkan oleh jaman yang sama, mungkin hanya sedikit tahun memisahkan kita. Kita tumbuh dalam rentang generasi yang sama, generasi dimana secara objektif, bangsa Indonesia berada dalam situasi “krisis”. Krisis dalam arti negra sedang mengalami kondisi sakit yang amat serius. Negara telah mengalami salah urus, rapuh dan lemah. Banyaknya para birokrat yang korup dan belum menunjukan keberpihakannya pada rakyat cukup membuktikan betapa rapuhnya kondisi. Sehingga terdapat 40 juta rakyat berada dalam garis kemiskinan, dan hampir 70% berada dipedesaan, banyaknya jumlah pengangguran, kualitas pendidikan yang masih rendah, banyak warga yang tidak bisa melanjutkan pendidikan dan masih banyak lagi permasalahan lainnya.
Krisis sosial juga berdampak pada memudarnya nilai-nilai dan ikatan kohesifitas warga. Ada kecenderungan berkurangnya nilai gotong-royong, praktik swadaya mulai melemah seiring dengan memudarnya budaya lokal yang semakin tergerus oleh budaya lain.

Maka dalam rangka memperbaiki kondisi krisis yang tengah di hadapi bangsa kita sehingga berimbas pada tersendatnya pembangunan di daerah kita (Tanjung Enim dan sekitarnya). Keberadaan pemuda sebagai penggerak dan perubah keadaan sangat diharapkan mampu memainkan posisi yang strategis. Strategis mengandung arti bahwa pemuda adalah kader penerus kepemimpinan nasional dan juga lokal (desa), pembaharu keadaan, pelopor pembangunan, penyemangat bagi kaum remaja dan anak-anak.
Paling tidak ada 3 peran utama yang bisa dilakukan pemuda sebagai kader penerus bangsa, yaitu: sebagai organizer yang menata dan membantu memenuhi kebutuhan warga desa; sebagai media maker, yang berfungsi menyampaikan aspirasi, keluhan dan keinginan warga; dan sebagai leader, pemimpin di masyarakat, menjadi penerus perjuangan atau kader harapan bangsa.
Dan yang lebih penting lagi, ada beberapa tindakan yang harus dilakukan sebagai strategi pembangunan desa. Pertama, berpartisipasi dalam mempraktikan nilai-nilai luhur budaya lokal dan agama, serta membangun membangun solidaritas sosial antar warga. Kedua, aktif dalam membangun dan mengembangkan wadah atau organisasi yang memberikan manfaat bagi warga. Ketiga, memajukan desa dengan memperbanyak belajar, karya dan cipta yang bermanfaat bagi warga. Keempat, berpartisipasi dalam perencanaan pembangunan yang diselenggarakan oleh pemerintah desa. Dan kelima, melakukan upaya-upaya untuk mendorong pemerintahan untuk menjalankan fungsinya sebagai pengurus warga yang benar-benar berpihak pada warga


Kawanku, pemudi-pemuda yang berjibaku dalam jaman edan. Inilah sialnya hidup ditengah bangsa yang sedang frustrasi. Seluruh beban lalu diletakkan dipundak kita, Berhentilah mengutuk gelap, mari nyalakan lilin semangat kita, yang tak akan padam ditiup jaman. Bolehlah kita sejenak frustrasi atas kondisi hari ini, tapi besok adalah waktu yang tepat untuk kembali bangkit. 
Kita adalah kepribadian, dan harga kita adalah kehormatan kita. Tinggalkan hari-hari yang telah porak-poranda. Gandeng kawan sejalan, bangun solidaritas pemuda Indonesia. Songsong matahari esok hari dengan berkata: kita adalah anak-anak sejarah, yang akan melahirkan jaman baru, jaman perubahan. Kitalah yang paling mengerti, bagaimana meproduksi revolusi kita sendiri. Semoga Tuhan menepati janjiNa, selalu bersama anak-anak muda yang jujur dan berani.


Palembang, 23 April 2014

Cendi Mulia Pratama