SURAT UNTUK PEMUDA TANJUNG ENIM
Bagaimana keadaan dan semangat
teman-teman saat ini, semoga tetap berani untuk selalu mengatakan kebenaran dan
tidak pernah mau untuk menutupi kemunkaran.
Sebelumnya saya ingin membuka surat
ini dengan sebuah pernyataan bahwa terlepas dari apa yang akan saya sampaikan,
di sini tujuan utama saya adalah berusaha untuk berpikir kritis dan juga
obyektif. Tidak ada tujuan untuk menggurui atau menyalahkan siapa pun.
Untuk mu pemuda Tanjung Enim, Untuk mu para pencinta perubahan. Mungkin
saat ini adalah saat dimana kita duduk bersama, terjaga pada tanah yang sama,
dan mendongak menatap langit yang sama. Bolehlah Isi kepala kita merenungkan
hal berbeda, namun hati kita penuh dengan kegelisahan yang sama, gelisah akan
keadaan, gelisah pada kebenaran yang tak kunjung bertahta pada pucuk kekuasaan.
Kawanku,
pemudi pemuda Tanjung Enim yang sedang gelisah. Kita dilahirkan oleh jaman yang
sama, mungkin hanya sedikit tahun memisahkan kita. Kita tumbuh dalam rentang
generasi yang sama, generasi dimana secara objektif, bangsa Indonesia berada
dalam situasi “krisis”. Krisis dalam arti negra sedang mengalami kondisi sakit
yang amat serius. Negara telah mengalami salah urus, rapuh dan lemah. Banyaknya
para birokrat yang korup dan belum menunjukan keberpihakannya pada rakyat cukup
membuktikan betapa rapuhnya kondisi. Sehingga terdapat 40 juta rakyat berada
dalam garis kemiskinan, dan hampir 70% berada dipedesaan, banyaknya jumlah
pengangguran, kualitas pendidikan yang masih rendah, banyak warga yang tidak
bisa melanjutkan pendidikan dan masih banyak lagi permasalahan lainnya.
Krisis sosial juga berdampak pada
memudarnya nilai-nilai dan ikatan kohesifitas warga. Ada kecenderungan
berkurangnya nilai gotong-royong, praktik swadaya mulai melemah seiring dengan
memudarnya budaya lokal yang semakin tergerus oleh budaya lain.
Maka dalam rangka memperbaiki
kondisi krisis yang tengah di hadapi bangsa kita sehingga berimbas pada tersendatnya
pembangunan di daerah kita (Tanjung Enim dan sekitarnya). Keberadaan pemuda
sebagai penggerak dan perubah keadaan sangat diharapkan mampu memainkan
posisi yang strategis. Strategis mengandung arti bahwa pemuda adalah kader
penerus kepemimpinan nasional dan juga lokal (desa), pembaharu keadaan, pelopor
pembangunan, penyemangat bagi kaum remaja dan anak-anak.
Paling tidak ada 3 peran utama yang
bisa dilakukan pemuda sebagai kader penerus bangsa, yaitu: sebagai organizer
yang menata dan membantu memenuhi kebutuhan warga desa; sebagai media maker,
yang berfungsi menyampaikan aspirasi, keluhan dan keinginan warga; dan sebagai
leader, pemimpin di masyarakat, menjadi penerus perjuangan atau kader harapan
bangsa.
Dan yang lebih penting lagi, ada
beberapa tindakan yang harus dilakukan sebagai strategi pembangunan desa.
Pertama, berpartisipasi dalam mempraktikan nilai-nilai luhur budaya lokal dan
agama, serta membangun membangun solidaritas sosial antar warga. Kedua, aktif
dalam membangun dan mengembangkan wadah atau organisasi yang memberikan manfaat
bagi warga. Ketiga, memajukan desa dengan memperbanyak belajar, karya dan cipta
yang bermanfaat bagi warga. Keempat, berpartisipasi dalam perencanaan
pembangunan yang diselenggarakan oleh pemerintah desa. Dan kelima, melakukan
upaya-upaya untuk mendorong pemerintahan untuk menjalankan fungsinya sebagai
pengurus warga yang benar-benar berpihak pada warga
Kawanku,
pemudi-pemuda yang berjibaku dalam jaman edan. Inilah sialnya hidup ditengah
bangsa yang sedang frustrasi. Seluruh beban lalu diletakkan dipundak kita, Berhentilah
mengutuk gelap, mari nyalakan lilin semangat kita, yang tak akan padam ditiup
jaman. Bolehlah kita sejenak frustrasi atas kondisi hari ini, tapi besok adalah
waktu yang tepat untuk kembali bangkit.
Kita
adalah kepribadian, dan harga kita adalah kehormatan kita. Tinggalkan hari-hari
yang telah porak-poranda. Gandeng kawan sejalan, bangun solidaritas pemuda
Indonesia. Songsong matahari esok hari dengan berkata: kita adalah anak-anak
sejarah, yang akan melahirkan jaman baru, jaman perubahan. Kitalah yang paling
mengerti, bagaimana meproduksi revolusi kita sendiri. Semoga Tuhan menepati
janjiNa, selalu bersama anak-anak muda yang jujur dan berani.
Palembang,
23 April 2014
Cendi Mulia
Pratama
Tidak ada komentar:
Posting Komentar