YayBlogger.com
BLOGGER TEMPLATES

Selasa, 30 September 2014

Debu Tambang Dan Permasalahannya



Pada kesempatan ini saya akan mencoba membuat tulisan untuk menjawab permasalahan debu pertambangan (Mine Dust) yang terjadi di daerah saya Kawasan Pertambangan batu bara (PTBA) Tanjung Enim, SUMSEL. Debu yang dihasilkan akibat pertambangan batubara telah membuat keresahan pada masyarakat sekitar. Sehingga munculah permasalahan yang pelik antara masyarakat dan perusahaan. Namun, sebelum saya membuka tulisan ini saya ingin menyampaikan bahwa permasalahan ini tidak akan selesai jika kita terus saling menyalahkan dan hanya membuka forum diskusi saja. Selain itu tulisan saya ini hanya sekedar pemikiran saya saja secara objectif tidak ada unsur menggurui dan menyalahkan pihak manapun.

Pertambangan adalah suatu kegiatan mencari, menggali, mengolah, memanfaatkan dan menjual hasil dari bahan galian berupa mineral, batu bara, panas bumi dan minyak dan gas.Seharusnya kegiatan pertambangan memanfaatkan sumberdaya alam dengan berwawasan lingkungan, agar kelestarian lingkungan hidup tetap terjaga.
Kegiatan penambangan khususnya Batubara dan lain-lain dikenal sebagai kegiatan yang dapat merubah permukaan bumi. Karena itu, penambangan sering dikaitkan dengan kerusakan lingkungan. Walaupun pernyataan ini tidak selamanya benar, patut diakui bahwa banyak sekali kegiatan penambangan yang dapat menimbulkan kerusakan di tempat penambangannya.
            Akan tetapi, perlu diingat pula bahwa dilain pihak kualitas lingkungan di tempat penambangan meningkat dengan tajam. Bukan saja menyangkut kualitas hidup manusia yang berada di lingkungan tempat penambangan itu, namun juga alam sekitar menjadi tertata lebih baik, dengan kelengkapan infrastrukturnya. Karena itu kegiatan penambangan dapat menjadi daya tarik, sehingga penduduk banyak yang berpindah mendekati lokasi penambangan tersebut. Sering pula dikatakan bahwa kegiatan penambangan telah menjadi lokomotif pembangunan di daerah tersebut.
            Namun, tidaklah mudah menepis kesan bahwa penambangan dapat menimbulkan dampat negatif terhadap lingkungan. Terlebih-lebih penambangan yang hanya mementingkan laba, yang tidak menyisihkan dana yang cukup untuk memuliakan lingkungannya.
            Pertambangan batubara dapat menimbulkan dampak kerusakan lingkungan hidup yang cukup besar, Seperti pencemaran air, pencemaran udara, dan pencemaran tanah. Tidak hanya itu pertambangan batubara juga dapat berdampak terhadap Manusia, Sosial dan kemasyarakatan.

            Pada penulisan kali ini fokus pembahasan saya adalah dampak pertambangan batu bara terhadap udara khususnya debu tambang (Mine Dust). Debu-debu tambang yang tidak diatasi dengan baik, dapat menimbulkan ancaman besar bagi masyarakat, lingkungan dan mesin tambang. Ituah sebabnya debu merupakan aspek penting dari setiap usaha pertambangan. Debu tambang dapat berdampak pada kesehatan pekerja tambang maupun masyarakat yang berada diluar area sekitar tambang. Debu menciptakan buruknya jarak pandang, keracunan, peradangan pada mata serta gangguan pada saluran pernafasan manusia karena terjadinya penimbunan partikel-partikel debu pada paru-paru (paru-paru berdebu).
            Pengaruh debu terhadap kesehatan manusia tergantung dari beberapa faktor, yaitu komposisi kimiawi, konsentrasi, ukuran partikel, waktu dan daya tahan tubuh seseorang. Khkhusu untuk ukuran semakin kecil ukuran debu maka akan semakin berbahaya karena luas permukaannya dan aktivitas kimianya bertambah. Sedangkan dari sisi waktu, biasanya dampak nya baru akan terasa pada waktu yang lama sekitar 5 sampai 20 tahun baru terlihat gejalanya.
            Debu pertambangan dihasilkan dari aktifitas pertambangan baik yang bersumber dari area stok file, haul road atau pit area. Debu juga dapat berasal dari tanah yang difungsikan sebagai sarana jalan darat atau debu yang berasal dari bahan yang diangkut, misalnya tanah galian atau batubara. Polusi tersebut jika tidak diatasi bisa mengganggu penduduk yang berada di sepanjang jalur transportasi menuju tempat tujuan akhir. Debu di operasi penambangan dapat disebabkan oleh truk yang dikemudikan di jalan, operasi crushing batubara, operasi pengeboran dan terganggu oleh angin yang bertiup di atas wilayah pertambangan. Musim kemarau (faktor alam) juga akan mempengaruhi banyaknya volume debu yang dihasilkan.


            Menurut pemikiran saya debu pertambangan bisa dikendalikan dengan cara sebagai berikut:
1.      Menyiramkan zat cair (air) beserta zat adiktif kepermukaan area penyebab timbulnya debu,
2.      Menggunakan alat ( mirip konveyor), memiliki sistem pengendalian debu, yang secara efektif menekan sebagian besar partikel dengan pengguanaan air minimal. Metode ini menggunakan teknologi (alat)  yang mampu mengendalikan debu melalui penangkapan udara dan pembasahan dipermukaan. Namun permasalahan dalam menggunakan metode ini debu kadang masih timbul selama pemuatan, pengangkutan dan operasi lainnya.
3.      Menggunakan seprotan air atomized portable, alat yang di design dengan serangkaian nozel khusu menymprotkan suatu cairan menjadi tetesan air.
4.      langkah lain juga bisa diambil termasuk dengan alat dengan sistem pengumpulan debu dan menyediakan lahan tambahan disekitar tambang untuk bertindak sebagai zona penyangga. Pepohonan yang ditanam di zona penyangga tersebut juga bisa menekan dampak pandangan negatif dari operasi penambangan terhadap masyarakat setempat.

Tindakan sepihak jelas akan menimbulkan dampak dan konflik sosial dalam permasalahan ini. Apalagi warga yang terlibat di dalamnya sudah mencapai ribuan. Namun, seharusnya pihak terkait mengambil tindakan tegas dan cepat terhadap permasalahan ini.
Melalui tulisan ini saya mengajak dan menantang para Pemuda, tokoh masyarakat serta kaum akademisi  mari kita bersama-sama menemukan solusi dari permasalahan ini. Bukan saatnya lagi kita hanya berdiam diri (apalagi hanya menertawakan) dan berdebat (diskusi tanpa penyelesaian). Mari singsingkan lengan baju demi kebaikan kita bersama dikemudian hari.

“Berat sama dipikul, ringan sama dijinjing” “Holopis Kuntul Baris”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar